OlahragaReferensiRock Climbing

Teknik Membaca Jalur Panjat Tebing

By : Tony Yaniro-Climbing Magazine 157, 1994
Bacalah jalur seakan kita akan menemuinya selama pemanjatan : “satu gerakan tiap waktu”. Sering terjadi pada waktu pengamatan (orientasi jalur),yang tentunya sangat singkat (hanya 6 menit) untuk mengamati jalur yang akan mengintimidasi kita.
Ketika kita mendekati dinding, cobalah untuk rileks dan jangan membuat diri kita terengah-engah. Lebih baik melakukan pemanjatan sekali secara effektif daripada dua kali tetapi tidak effektif. Dengar dan pahami apa-apa yang disampaikan oleh juri kompetisi lalu tanamkan semangat “Bagus, ini akan sangat menyenangkan. Apa yang kita dapat hari ini”dan bukan pikiran macam “aduh, ini akan sangat mengerikan”. Ingat : jalur yang telah dibuat pasti dapat dipanjat setidaknya mendekati puncak. Berikutnya jangan biarkan diri kita menjadi ‘meremehkan’.

Bacalah jalur seakan kita akan menemuinya selama pemanjatan : satu gerakan tiap waktu. Kemudian kita kembangkan strategi lain yang lebih baik. Bayangkan kita sedang memegang poin pertama dan ambillah napas yang dalam tapi rileks. Kemudian lanjutkan keatas dari pegangan ke pegangan, gerakan demi gerakan bahkan sampai liukan badan kita dan melayang di udara dengan tangan dan kaki apabila ada yang tidak jelas/ragu, pikirkan kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Jika satu gerakan tidak jelas, bayangkan semua kemungkinan, kemudian ambil gerakan terakhir sebelum kebagian yang tidak jelas itu sampai ketemu satu pegangan yang kita yakin, seperti ; “saya tahu, saya harus menempatkan tangan kanan di pocket itu”. Lalu turun ke bawah lagi dengan membalik gerakan dari bagian yang tidak jelas. Jangan lupa bahwa kita sering dapat menukar atau membuat pas (balance) tangan dan kaki kita pada poin, atau bahwa kita dapat bergerak, lebih dari sekali pada pegangan yang sama.

Gerakan lain yang sering dilupakan adalah turun dulu ke bawah dan re-orientasi (membaca kembali/menyiasati kembali) beberapa gerakan sebelum mengangkat badan kembali. Seringkali satu pegangan yang kelihatannya tidak bisa digunakan padahal merupakan poin “batu loncatan” kepegangan atau pijakan berikutnya. Jika bagian tersebut belum jelas juga, kita harus tetap melanjutkan membayangkan/merancang pemanjatan (tidak tertahan di satu bagian). Sering terjadi satu gerakan yang terlihat sangat sulit dari bawah menjadi tidak terlalu sulit dilakukan pada saat pemanjatan. Jangan menghabiskan waktu pengamatan terfokus hanya pada satu gerakan yang akan menghabiskan waktu dan energi. Jika kita punya waktu lebih, kita dapat kembali ke bagian tersebut.

Kadangkala kita dapat membaca poin yang sedang dipegang pada satu pegangan yang tidak wajar dengan menandai satu sisi dari pegangan tersebut. Berikan perhatian pada bagian ibu jari. Ada banyak hal lain yang sulit untuk digambarkan, yakinlah bahwa kita tidak pernah luput melihat semua pegangan dan pijakan, khususnya yang mungkin sangat vital yang ada di pojokan atau daerah sekitarnya. Ingat juga bahwa pembuat jalur punya kerja cukup banyak dan tidak mempunyai waktu ekstra untuk meletakkan pegangan yang tidak penting di dinding. Juga cari tanda-tanda (jejak magnesium) yang ada di sekitar pegangan yang sulit untuk diamati, atau dengan bantuan bentuk dinding. Catat arah (sumbu lintasan) dari tanda-tanda tersebut, seperti biasanya tanda diberikan agar kita mengarah ke pegangan dari posisi yang tepat.
Biasanya pembuat jalur membuat satu jalur dengan sedikit pilihan, menggunakan pijakan tambahan atau pegangan perantara (transfer) untuk meyamakan selisih ketinggian. Jika kita berusaha untuk melewati pegangan tanpa menggunakannya, pasti bahwa kemudian kita akan melakukan urutan pemanjatan yang kacau.
Jika kita membaca lebih tinggi lagi pada jalur, rasakan untuk tetap rileks dan terkontrol, umumnya jarang sekali pembuat jalur tidak membuat tempat/posisi istirahat (rest position-RP) dibagian yang lebih tinggi dibandingkan pada bagian yang lebih rendah. Jika kita punya waktu, ulangi seluruh jalur sekali lagi. Bayangkan melakukan gerakan dan rileks dimanapun jika memungkinkan.

Ketika tiba waktu pemanjatan, bergeraklah secara yakin dan pasti, lebih tenang dan cepat, effektif tapi nyaman. Hindari malu dan tidak percaya diri, hingga rasa takut tidak akan terjadi. Siaplah pada gerakan yang akan mengubah irama, seperti gerakan yang agresif, dinamis dan akurat, sehingga kita tidak menghabiskan energi percuma.
Selama memanjat kita harus tetap membaca jalur, kecuali kita sedang beruntung. Beberapa gambaran yang telah kita buat sebelumnya bisa tidak tepat. Jangan panik, usahan tetap kreatif. Berapa banyak pemanjat yang gagal mencoba pemanjatan dengan urutan yang tidak benar berulang-ulang? Jika sesuatu dirasakan seperti tidak enak, usahakan tetap rileks dan lihat pilihan lain, kita bisa menukar tangan atau bahkan turun sedikit untuk kembali ke urutan pemanjatan yang benar.
Secara umum pembuat jalur mencoba membuat jalur tanpa bagian tersulit (crux), karena tujuan dari jalur adalah untuk memisahkan kelas pemanjat, ia tidak ingin ada bottleneck (penumpukan/crux mati). Jika satu gerakan dirasa sekarakter dengan lainnya, pasti terjadi salah urutan.

Tetaplah mempunyai perspektif yang positif mengenai kenapa kita ada di kompetisi ini. Dan sikap positif untuk tetap membuka mata :”ada banyak kompetisi, tetaplah membuka mata dan belajar”.
(disadur dan diolah oleh Robert Antonius)

“Lihat dengan Mata,
Baca dengan Hati,
Melangkah dengan Keyakinan”

Leave a Reply