All About Rock Climbing
Macam Pemanjatan
Artificial Climbing
Artificial Climbing adalah olahraga yang dilakukan pada tebing-tebing dengan kesulitan yang tinggi dengan bermodalkan alat yang diselipkan pada celah-celah batu atau memanfaatkan pengaman alam (natural anchor) . Artificial Climbing ini dimana alat benar-benar digunakan sebagai penambah ketinggian disamping sebagai pengaman pemanjatan.
Soloing
Soloing adalah pemanjatan yang dilakukan dengan mengandalkan kekuatan tubuh untuk langsung mencapai top tanpa menggunakan pengaman, biasanya dilakukan oleh pemanjat profesional karena sangat berbahaya.
Boldering
Boldering adalah pemanjatan yang dilakukan untuk melatih kekuatan dan kelenturan badan yang biasanya dilakukan secara menyamping pada tebing-tebing pendek atau tebing buatan.
Free climbing
Pemanjatan ini prinsipnya hampir sama dengan pemanjatan artificial, perbedaannya yaitu pada free climbing alat yang digunakan hanya sebagai pengaman saja, sedangkan untuk menambha ketinggian menggunakan pegangan tangan dan friksi (gaya gesek) kaki sebagai pijakan.
Runer to runer
Runer to runer adalah pemanjatan yang dilakukan tahap demi tahap, dilakukan pada pemanjatan yang sudah memiliki jalur yang berupa anchor/penambat, biasanya juga diperlombakan wall buatan.
Sistem-sistem Pemanjatan
- Alphine Tactic (Alphine Push)
Alphine Tactic sistem pemanjatan yang mana pemanjat melakukan pemanjatan sampai ke puncak tanpa turun ke basecamp, jadi pemanjat selalu berada di tebing saat tidur sekalipun (tidur gantung / hanging bivouac). Sistem pemanjatan ini segala aktvitas di luar pemanjatan akan dilakukan di tebing, sehingga segala perlatan dan perbekalan harus benar-benar diperhitungkan, missal kebutuhan makan, minum, dan lain-lain. Penggunaan sistem ini juga harus memperhitungkan personil yang bertugas mengangkat barang-barang yang banyak tersebut dengan teknik load carry sehingga membutuhkan minimal 3 orang (1 orang leader, 1 orang belayer dan 1 orang load carry). - Himalayan Tactic (Siege Tactic / Himalayan Style)
Sistem ini adalah pemanjatan yang hanya dilakukan hingga sore hari, kemudian pemanjat turun ke camp dasar dan pemanjatan dilakukan keesokan harinya. Tali yang digunakan sampai picht terakhir ditinggal untuk melanjutkan pemanjatan. Sebelum melanjutkan pemanjatan, leader dan belayer jumaring sampai picht terakhir, baru kemudian melanjutkan pemanjatan. Kelebihan dari system ini yaitu dalam pemanjatan cukup dibutuhkan 2 personil untuk membuka jalur (leader dan belayer). Load carry dan hanging bivouac tidak diperlukan, walaupun hanya satu personil yang mencapai puncak pemanjatan, maka sudah dianggap berhasil. Kekurangan dari sistem ini yaitu membutuhkan banyak perlatan terutama tali, panjang tali disesaikan dengan lintasan yang akan dilakukan dalam pemanjatan. Pemanjatan menggunakan sistem ini membutuhkan waktu yang lebih lama.
Aba-aba Pemanjatan
- “Ready” adalah aba-aba belayer kepada leader yang menginformasikan bahwa belayer telah siap.
- “Slack” adalah aba-aba leader kepada belayer yang menginformasikan bahwa tali terlalu kecang dan minta dikendurkan.
- “Full/Pull” adalah aba-aba leader kepada belayer yang menginformasikan bahwa tali terlalu kendur dan minta dikencangkan.
- “Fall” adalah aba-aba leader kepada belayer yang menginformasikan bahwa leader akan jatuh.
- “Rock” adalah aba-aba leader kepada belayer yang menginformasikan bahwa ada batu atau objek jatuh.