Referensi

Potensi Tsunami 20 Meter Pesisir Selatan Jawa

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan kajian gempa dan tsunami di Indonesia dilakukan untuk mendukung penguatan sistem mitigasi bencana, guna mencegah dampaknya, terutama korban jiwa. Riset dari tim peneliti ITB yang mengungkap potensi bencana tsunami setinggi 20 meter akibat gempa megatrust di pantai selatan menimbulkan kontroversi. Peneliti telah mempelajari kemungkinan tsunami besar di Pantai Selatan hingga 20 meter akibat gempa bumi yang luar biasa sejak beberapa tahun lalu. Pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam setiap penelitian berbeda, namun hasilnya kurang lebih sama.

Penelitian terbaru oleh ITB yang didukung oleh BMKG, KKP, dan BIG dilakukan berdasarkan analisis data seismik BMKG dan pemodelan tsunami dengan beberapa skenario. Skenario kasus terburuk mengasumsikan bahwa ada gempa bumi yang terjadi secara bersamaan di 2 segmen megathrust di selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur, menyebabkan tsunami dengan ketinggian gelombang maksimum 20 meter di wilayah selatan Banten, dan mencapai pantai dalam waktu 20 menit setelah gempa bumi terjadi.

Adanya penelitian yang diberi peringatan dini tidak sepenuhnya menjamin keberhasilan upaya pencegahan kerugian dan kerusakan akibat tsunami tanpa persetujuan masyarakat, pemerintah daerah dan semua pihak terkait. Dibutuhkan keseriusan pemerintah daerah dan daerah bersama dengan pemerintah pusat untuk mengambil berbagai langkah mempersiapkan perlindungan sipil. Langkah ini harus didasarkan pada edukasi masyarakat agar dapat melindungi dan menyelamatkan diri dari gempa dan bencana tsunami serta merespon peringatan dini secara cepat dan tepat.

Selain itu, kesiapan pemerintah daerah dalam penyediaan sarana dan prasarana evakuasi sangat penting. Hal ini terutama terjadi pada bangunan umum dan bangunan utama yang telah melakukan audit bangunan, diikuti dengan upaya penguatan konstruksi bangunan agar benar-benar rawan gempa dan tsunami. BMKG di seluruh provinsi dan daerah rawan gempa dan tsunami di Indonesia akan terus bersiaga setiap saat dengan memantau dan memberitahukan kejadian gempa secara real time dan segera memberikan peringatan akan kemungkinan tsunami. bisa dibentuk. Selain itu, persetujuan pemerintah daerah juga penting untuk penyediaan sarana dan prasarana evakuasi. Hal ini terutama terjadi pada bangunan umum dan bangunan utama yang telah melakukan audit bangunan, diikuti dengan upaya penguatan konstruksi bangunan agar benar-benar rawan gempa dan tsunami. BMKG di seluruh provinsi dan daerah rawan gempa dan tsunami di Indonesia akan terus siaga selama 24 jam dengan memantau dan memberitahukan kejadian gempa secara real time dan segera memberikan peringatan kemungkinan tsunami.

(Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20200929104447-4-190185/potensi-tsunami-20-meter-itu-nyata-tapi-tak-perlu-panik)